Banyak hal yang tak bisa disampaikan dengan lisan
dunia tulis menulis memberikan banyak misteri untuk beberapa orang,bagi yang hobi menulis,itu merupakan suatu kegiatan asyik dimana inspirasi bertebaran lalu ditangkap pena dan ditulis di kertas,jadilah tulisan.
tapi untuk orang yang memang malas membaca dan menulis,kalau disuruh nulis pasti malas dan ya ampun menulis itu kegiatan yang sangat membosankan,harus ngumpulin ide, merangkai kata-kata, disusun jadi paragraf dan lain sebagainya yang emang benar-benar dianggap ngebosenin.
ada banyak alasan orang memilih menulis,salah satunya karena ada beberapa hal yang memang tidak bisa diungkapkan dengan lisan.
sebagai contoh, seorang anak yang biasa di bully di sekolahnya sangat sulit berbicara hanya sekedar untuk pembelaan kenapa di jadi bahan bullyan. atau seorang anak yang ditekan orang tuanya harus dapat ranking di kelas,pasti dia sangat tertekan kemudian jika berbicara orang tua yang wataknya keras, enggan mendengar pembelaan sang anak. Akhirnya sang anak mengurung diri di kamar dan hanya melampiaskan kekesalannya dalam secarik kertas.
Atau di zaman android dan serba social media seperti sekarang ini,dimana manusia benar-benar telah menjadi makhluk sosial yakni manusia yang ketergantungan dengan social media. Bangun tidur langsung update status di BBM, makan di tempat enak check in di Path, jalan-jalan keluar pulau posting foto di Instagram, kangen pacar ngetwit di Twitter atau yang lebih banyak jengkel sama seseorang bikin status sindiran di Facebook.
Banyak kasus seseorang yang memiliki masalah namun malah mengungkapkannya lewat status di Facebook, misal seorang menantu merasa dikucilkan mertua, dia curhat di facebook berharap banyak orang mengerti keadaannya karena dia tidak bisa berbicara secara langsung karena takut melukai hati pasangannya.
Hal-hal tersebut merupakan contoh kecil alasan orang menulis, yang hanya tertuang dalam social media. Lalu adakah contoh yang lebih besar hingga berpengaruh bagi sebagian orang?
Tentu saja ada, seperti buku Fifty Years of Silence karangan Jeane Ruff O'hean seorang wanita Belanda yang pernah hidup di Indonesia pada masa penjajahan. Ketika masa pemerintahan Hindia-Belanda di Indonesia Jeane tinggal bersama orang tuanya di pulau Jawa, namun saat kekuasaan diambil alih Jepang, Jeane ditangkap dan dijadikan budak seks oleh tentara Jepang. Selama 50 tahun Jeane tidak pernah mau menceritakan masa mudanya yang pahit kepada orang lain,hanya sang suami Thomas Ruff yang benar-benar tahu kisahnya karena mereka bertemu ketika masa itu dimana Thomas bertugas sebagai tentara Inggris. Pada saat ramai para perempuan korban perang meminta keadilan akhirnya Jeane angkat bicara dan menuangkan kisahnya dalam buku berjudul Fifty Years of Silence, lewat buku itu kita pun jadi tahu bahwa pada masa itu tak hanya gadis Indonesia yang dijadikan budak seks oleh Jepang atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jugu Ianfu.
Contoh lainnya, seorang istri yang mengidap baby blues syndrome dimana setelah dia melahirkan, dirinya merasa sangat ketakutan akan segala hal dan tidak mau berbicara dengan siapapun,parahnya bayi mungilnya pun tak bisa jadi penghibur di saat seperti itu dan sang suami bingung harus berbuat apa. Hingga akhirnya dia pun menuliskan isi hatinya dan keinginan kuatnya untuk sembuh,meminta sang suami tetap berada disisinya sampai dia benar-benar sembuh,selain itu dia pun menulis tentang masa lalunya yang penuh tekanan dari keluarga dimana tak pernah sedikitpun ada kebebasan. Sang suami pun setelah membaca tulisan istrinya menjadi sadar,memeluk istrinya dengan penuh kasih sayang membiarkannya menangis dipelukannya dan berjanji akan terus menemani sang istri hingga sembuh dan hidup bahagia bersama anak mereka.
Itulah alasan mengapa seseorang senang menulis atau memilih menulis,karena disaat tak ada seorangpun yang sanggup mendengarkannya maka menulis adalah cara yang ampuh,dimana saat seseorang membaca tulisannya lewat rangkaian kata-kata yang dia tulis sesuai isi hatinya tersebut si pembaca akan tahu dan terhanyut oleh tulisannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar