Minggu, 08 Februari 2015

PUISI

SADIS

Aku dan kamu
Memang hanya sekejap

Indah semua hari bersamamu
Meski dalam keegoisanmu
Yang tak terkalahkan

Seribu sumpah
Kau ucap tuk yakinkan aku
Manis terdengar
Dalam bahagia saat itu

Ternyata semua tak seperti janjimu
Tak segagah sumpahmu
Kau pecundang
Kau pergi saat aku terpuruk kesakitan

Kau kembali padanya,pada cinta lamamu sebelum
Kau berlalu dengan seenak hatimu
Tanpa kau ingat sumpahmu bahwa kau takkan kembali padanya
Kau memang pecundang yang tak berhati

PUISI

IBU,KASIHMU TAK BERUJUNG

Hangat semuanya
Masih terasa hangat
Pelukmu mendekap tubuhku
Kau elus rambutku dengan lembut
Berharap kelak aku jadi anak berguna

Kini dalam renungku
Terbayang wajahmu
Rindu hatiku
Akan semua itu

Kini dua belas tahun berlalu tanpamu
Sesalku ada
Dulu tak sempat ku bahagiakan dirimu
Aku tahu meski kini dirimu tak ada
Hangat kasihmu masih terasa
Saat aku mencoba sesat
Seraya di benakku terbayang wajahmu
Melarangku menyesatkan diriHingga ku urung berbuat ingkar

Ibu,
Malam tadi kurasakan gigil tubuhku
Sesak dan sakit dada ini
Ketika penyakit ini kembali menyerang tubuhku
Akupun terlelap merasakan sakit
Kurasakan hangat ditubuhku
Dekapanmu membuatku nyaman
Kau elus rambutku yang menipis dengan lirih kau berkata
"Tabahkan hatimu sayang,kamu pasti sembub. Banyak orang
menyayangimu"

Seketika kulihat bayanganmu pergi
Ku buka mataku
Dan kusadari aku sendiri dalam kamarku
Sedang tadi hanya mimpi

Ibu,meski hanya seperti itu
Aku cukup bahagia
Ibu ,kasihmu tulus tak berujung
Ibu,aku berdoa untuk bahagiamu di alam sana

PUISI

HAPUS

Ku tatap indah rembulan yang tergores hujan
Dalam diam ku telisik angan perenungan
Aku sendiri dalam gulita cahaya
Membisu dalam kebisingan
Terasing dalam cahaya fajar
Yang melekat erat dengan rindu
Aku terdiam
Terdiam dalam semu bayang yang pudar
Menelan duka kelam kenangan pilu
Yang menoreh lara dalam bahasa
Kini semua t'lah terlalui
Bersama derasnya angin keacuhan
Tak ingin ku tengok lagi
Engkau yang kulupa dan bahagia
Perpisahan kita t'lah lama
Dalam naskah duka ku coret namamu
Pengkhianat yang tak pantas terkenang
Hanya bahagia ku kini
Yang 'kan ku rancang bersama alur penghapusan namamu