Aku ini Manusia
Bulan malam ini entah seperti apa
Ingin sekali ku sapa batang pohon kelapa itu
Yang hanya melambai awan malam yang gelap
Ingin juga ku lempari angin yang tak sanggup membuatku sejuk
Aku duduk bersandar tembok
Dalam hangat pelukan malam yang sunyi
Aku sendiri dalam bayang pudar
Yang ku tatap dalam terang lampu kamar
Ku benci diriku
Yang tak pernah mampu memutuskan
Hanya mampu mengutuki
Kekesalan yang tak pernah ku bayangkan
Aku bukan penjahat
Tapi akupun bukan malaikat
Ku rasa tembok ini akan tertawa
Melihat makhluk yang senang menggerutu
Malam beranjak
Aku masih terjaga
Terhadap hal yang seperti ini pun
Aku bimbang setengah tidur
Aku ini manusia
Bukan tembok yang hanya gagah berdiam diri
Tapi aku pun tak tahu
Akan seperti apa aku di masa esok
Jika hari ini saja aku masih seperti ini
Tak pernah mampu memutuskan
Harus seperti apa aku sebenarnya
Menjadi manusia atau hanya seonggok mahkluk yang hanya mampu menggerutu.
Bekasi,031215
#Edisi_asal_nyari_inspirasi
Kamis, 03 Desember 2015
Puisi
Selasa, 01 Desember 2015
Puisi
Segores Sajak Rindu
Ingin kulompati garis-garis sendu itu
Dan kupeluk sebuah awan biru
Yang begitu sejuk dalam rona lihatku
Ku genggam erat dalam gagah tanganku yang gemulai
Kan kulepas semua ceceran piluku
Yang selama ini ku genggam dalam bayang rindu
Kelabu dalam sebuah lintang yang tak terang
Bersebrang kutub yang mempesona
Aku lelah dalam kata pilu
Dan ingin ku genggam hanya sajak indah
Dalam erat bayang rindu
Yang kadang aku pun tak tahu
Rinduku ini pada apa
Hanya bisa ku gores rinduku
Pada secarik sajak lelahku.
#terkadang_insomnia_menciptakan_sebuah_ide
#Edisi_susah_tidur
Puisi ini sya buat tadi malam,1 desember 2015 jam 23:45 karena gak bisa tidur.
Kamis, 08 Oktober 2015
Puisi Novi Y
RANGKUL AKU UNTUK IKHLAS
Telah kulambaikan sepenggal patah hati
Pada jingga awan di saat senja
Kulepas rasa sakit hati itu
Pada lembaran putih di hamparan sendu
Kugores setiap tinta
Untuk melukis rasa itu
Rasa yang telah kulumat habis
Dalam penantian lelahku
Ku tinggalkan semua sakit hatiku
Ku rangkul ikhlas itu
Ku tuntun dalam langkah penuh rindu
Ku lukis indah dalam kanvas biru
Telah ku pasrahkan semua kesalku
Pada hamparan sajadah dan tengadahku
Ku ikhlaskan dendamku
Tanpa ku harap pembalasan pilu
Minggu, 27 September 2015
Puisi Novi Y
RINDUKU TAK JUGA USAI
Tintaku tak pernah kering
Meski hanya untuk menggores rindu
Bukan membias rindu
Sedang kertasku sudah usang termakan waktu
Ku telusuri rinduku
Bersama tangkai ashar dalam awan senja yang mengkilau
Aku duduk di tepi harap
Dalam rindu yang tak pernah padam
Ini adalah september kelima belas setelah kepergiaanmu
Dan rinduku tak pernah usai
Kian hari kian kuat
Aku tahu tulus sayangmu tak terkalahkan oleh roh halus sekalipun
Ingin ku ungkap dalam bayang semu
Dan malam dalam mimpi yang pudar
Kasihmu yang selalu hangat
Dalam peluk cinta dalam bayang rindu
Ibu disini aku rindu
Ku bisik rindu ini dalam setiap doaku dalam lelap air mataku ..
Puisi Novi Y
Mengejar bintang diantara awan malam
Sedang jeritan binatang malam
Masih asyik menanti fajar
Dalam titian malam penuh mimpi
Meski malam ini harus kutinggalkan dulu mimpiku
Untuk pencarian rezeki ku
Ku ukir lelahku
Mungkin tak seberapa
Daripada aku mengeluh
Dan mencampak setiap yang ada
Puisi Novi Y
SEUCAP RINDU
Telah ku tumpahkan
Secangkir rindu di padang gersang
Berserakan debu dan angin beliung
Tak ada resah dalam pandangnya
Hanya sosok bisu yang sebenarnya asyik berucap
Ku telan bayang rindunya
Dalam masa silam penuh angan
Dilema hitam penuh angkuh
Sosoknya telah pergi
Bersama bahagia yang kini kujumpa
Jangan kau harap sosok sempurna
Seperti khanyalmu
Cukup kau terima apa adanya aku
Dalam sederhananya kasih sayangku.
Puisi Novi Y
SENJA DI TEPI SUNGAI
Telah kulempar seikat bunga ke hulu sungai
Biarkan mengalir hingga hilir yang ditujunya
Jangan pernah usik untuk berbelok
Biarkan saja
Sampai dia lelah dan layu
Sampai mana ketegarannya
Menghadang terjal bebatuan
Dalam masa yang tak tahu kapan
Sampainya ke hilir
Angin ku sapa
Dalam rona jingga senja
Cahaya lembayung menyirat
Bahwa hari ini usah berganti malam
Puisi Novi Y
Malam Adha
Gema takbir
Memenuhi alam raya
Seiring langkah di malam gulita
Usai ku cari rezekiku
Dalam tetes lelah penuh berkah
Di malam adha ini
Allahu Akbar
Menggetar hati dalam letih kaki ini
Aku rindu mengagungkan asmamu
Ingin aku selalu dekat padamu
Tak tertinggal bertakbir di malam suci
Puisi Novi Y
Rindu dalam Lelap
Belai lembutmu masih kurasa
Diantara helai rambutku
Hangat dekapanmu masih terasa
Dalam sisa semangatku yang kemarin hampir pudar
Sudah berbulan-bulan
Tak kujumpai kau dalam lelap mimpi-mimpiku
Tak seperti dulu
Kau selalu hadir disaat aku hampir tiada
Masih kuingat saat itu
Saat kau tunjuk dia
Sosok pendiam yang baru kukenali
Saat-saat seperti itu aku sadar
Kasih sayangmu tak pernah hilang
Tak rela jika aku harus tiada tanpa ridho-Nya
Ibu,doaku selalu untukmu
Dalam setiap rinduku
Ku berharap kelapangan barzahmu
Tak perlu kau cemaskan aku lagi
Ibu,di setiap detik kerinduanku
Selalu ku berdoa untuk ampunanmu
Puisi Novi Y
CERITA SENJA
Rona senja mulai memerah
Bersama jingga yang membayang
Terukir seulas senyum penduduk sore
Dalam langkah ranum para pekerja keras
Angin semilir membayang kemanjaan
Dalam desir kesejukan malam
Senjaku belum beranjak
Saat langkah masih harus tertuju
Terik tadi siang cukup melumpuhkan lelahku
Diantara panorama awan yang membiru
Jejak-jejakku hampir layu
Dalam barisan tegapku.
Jumat, 18 September 2015
CERPEN
MIMPIKU TERGADAI DI KAWASAN INDUSTRI
Hari ini pengumuman kelulusan siswa SMA,semua siswa menyambutnya dengan perasaan deg-degan. Jangan-jangan tidak lulus,lulus gak ya? Kali gak lulus gimana ya? Begitulah kira-kira yang terpikir setiap murid hari itu. Hingga saatnya tiba guru membagikan amplop kepada setiap siswa dan menyuruh mereka membukanya secara serempak.
Alhamdulillah.... Kita lulus
Seluruh siswa mengucap hamdalah tanda syukur karena telah lulus,isak tangis bahagia bercampur haru mewarnai acara kelulusan hari itu.
Akhirnya perjuangan selama tiga tahun terbayar dengan kelulusan.
Via,salah satu siswa berprestasi di sekolah itu sangat bahagia,hari itu ia lulus dengan nilai ujian tertinggi,alangkah bahagianya semua bisa tercapai sesuai harapan,selama ini Via adalah murid yang selalu mendapat peringkat di kelasnya,Via sering mewakili sekolah dalam berbagai lomba dan sering kali ia menjadi juara,terutama dalam bidang sastra.
Setelah lulus SMA setiap anak pasti ingin melanjutkan ke bangku kuliah,begitu juga dengan Via,harapannya ia bisa masuk salah satu universitas negeri dan mengambil kuliah jurusan sastra,sudah terbayabg di benaknya,menjadi Mahasiswi sastra di salah satu universitas ternama,setiap hari ke kampus belajar dengan dosen-dosen,aktif dalam organisasi,pulang ke kostan mengerjakan tugas,pergi ke perpustakaan membaca buku-buku,berdiskusi dengan mahasiswa lainnya tentang sastra,bergelut dengan buku,laptop,makalah,skripsi dan lainnya.
Namun terkadang kenyataan tak sesuai harapan,Via anak cerdas berprestasi namun orangtuanya bukan orang kaya,mereka tak punya cukup uang untuk membiayai cita-cita sang anak,terlebih ketiga adik Via yang masih kecil harus bersekolah,Vika tahun ini masuk SMA,Aldi naik kelas 2 SMP,dan si bungsu Alfin masih kelas 5 SD,sedangkan Bapak mereka hanya bekerja sebagai kuli bangunan dan Ibu mereka terbaring sakit selama dua tahun ini akibat penyakit stroke yang dideritanya.
Via terpaksa membuang jauh-jauh mimpinya untuk menjadi mahasiswi sastra,ia tahu tidak semua harapan harus jadi kenyataan,tidak semua mimpi harus terwujud jadi nyata,beberapa mimpi mungkin harus diikhlaskan dan sekaraang waktunya Via membantu meringankan beban sang Bapak dalam masalah ekonomi. Sebenarnya Via masih berharap akan adanya beasiswa agar dia masih bisa kuliah sambil bekerja,tapi semua sia-sia di negeri ini banyak orang pintar tapi tidak diperhatikan sang petinggi negeri mereka lebih asyik memperkaya diri daripada mensejahterakan rakyat.
Akhirnya Via meminta izin kepada Bapak,dan pergi merantau ke daerah Cikarang bersama salah satu tetangganya yang sudah bekerja di sana,sedih hatinya ketika harus meninggalkan rumah dan juga adik-adiknya,Vika menangis dan memaksa untuk ikut,dia rela tidak melanjutkan ke SMA asal bisa ikut serta membantu kedua orangtuanya. Tapi Via tidak rela jika sang adik harus putus sekolah biarlah Via tidak kuliah asal Vika,Aldi dan Alfin tetap bisa melanjutkan sekolahnya.
Bapak melepas kepergian putri sulungnya dengan perasaan pedih,Via seharusnya menghabiskan waktunya di bangku kuliah,menikmati pendisikan sesuai keinginannya tapi apa daya,penghasilannya sebagai kuli bangunan tidak cukup untuk memenuhinya,bahkan untuk makan sehari-hari pun mereka masih susah,ketiga adik Via masih kecil dan harus sekolah sedangkan Ibu mereka hanya bisa menagis di tempat tidur melepas kepergian putri sulungnya.
Setibanya di Cikarang,Via mulai mengurusi syarat-syarat melamar pekerjaan,dengan dibantu Kak Tiara ttangganya yang sudah lebih dulu bekerja disana,Via mencoba melamar pekerjaan di setiap perusahaan yang membuka lowongan,setiap hari Via berjalan-jalan di kawasan industri dengan memakai pakaian hitam putih dan berjilbab hitam,tangannya memegang beberapa amplop lamaran pekerjaan,dari pagi sampai siang Via berjalan mengelilingi kawasan industri,bertanya kepada setiap security perusahaan apakah ada lowongan pekerjaan atau tidak,meskipun kadang jawabannya tudak sesuai harapan,dan kadang Via bisa sekedar menitipkan lamaran. Saat lelah Via mencoba beristirahat di pinggir jalan,banyak juga orang berjalan-jalan memakai pakaian hitam putih mencari pekerjaan,kegiatan seperti ini terkenal dengan istilah ngebolang,atau berjalan-jalan di kawasan industri mencari kerja,mereka adlah anak-anak yang baru lulus SMA atau orang-orang yang kontrak kerjanya telah berakhir sehingga harus mencari pekerjaan baru.Sistem kerja kontrak memang melelahkan,setiap masa kontrak habis maka harus mencari lagi pekerjaan baru.
Via ingat cerita Kak Tiara,yang sudah dua kali mengalami habis kontrak kerja dan harus mencari pekerjaan baru,sekarang Kak Tiara sudah bekerja di salah satu perusahaan otomotif dan bekerja di bagian operator produksi dengan sistem shifting.
Pandangan mata Via menerawang jauh,terbayang Bapak sekarang sedang bekerja mengangkut adukan semen dan pasir di bawah terik matahari,lalu sedang apa Vika,Aldi dan Alfin? Bagaimana MOS nya Vika di SMA dia pasti tidak membeli sepatu baru karena Bapak belum punya uang. Apakah Aldi masih suka pulang sekolah menumpang truk yang lewat? Alfin tidak punya sepeda untuk ke sekolah kadang dia jalan kaki atau menumpang truk. Lalu bagaimana dengan si bungsu Alfin? Apakah dia masih asyik bermain layangan di sawah? Dia sebenarnya ingin bermain PSP seperti tetangganya tapi Alfin tidak pernah bilang karena tahu bagaimana keadaan ekonomi keluarganya,meskipun masih kecil tapi Alfin mengerti bahwa orangtuanya bukan orang kaya. Lalu bagaimana dengan Ibu? Sudah makankah beliau? Mungkin sekarang beliau sedang duduk dikursi rodanya di depan pintu menunggu Alfin pulang sekolah,makan apa mereka hari ini? Masih adakah beras di rumah? Apakah hari ini kaki Bapak tidak berdarah terkena batu saat bekerja?. Air mata Via tidak tertahan,pipinya basah,ingin sekali ia segera mendapat pekerjaan dan membantu ekonomi keluarganya,dia tidak ingin adik-adiknya tidak sekolah,Via ingin Ibunya bisa membeli kursi roda baru karena kursi roda lamanya seperti sudah tidak nyaman dipakai,Via juga ingin membelikan sepatu baru untuk Vika meskipun gadis abg itu tidak pernah mengeluh tentang sepatu robeknya,kasian juga Aldi setiap hari harus menumpang truk padahal itu berbahaya karena dia harus melompat naik ke atas truk kalo saja dia punya sepeda dia tidak harus melakukan hal berbahaya itu,air mata Via terus mengalir ketika ingat si bungsu Alfin yang hanya bisa diam melihat t man-temannya bermain PSP. Andai saja Via sudah mendapatkan pekerjaan,ingin sekali ia mewujudkan semua itu,Via juga ingin membuatkan warung kecil didepan rumah,agar Bapak bisa berjualan gorengan tidak bekerja sebagai kuli bangunan,Via sering tidak tega melihat Bapak pulang kerja dengan kaki berdarah terkena batu jika Bapak membuka warung Bapak bisa juga setiap waktu melihat kondisi Ibu,sering kali Ibu ditinggal sendiri di rumah padahal keadaan beliau seperti itu hanya terbaring di atas tempat tidur atau hanya duduk dikursi roda.
Biarlah Via mengubur cita-citanya,mengikhlaskannya untuk hal yang lebih penting,keluarganya lebih membutuhkan bantuannya,membantu Bapak jauh lebih mulia,meskipun hatinya sering kali teriris melihat beberapa sahabatnya bercerita tentang perkuliahan mereka,akh seharusnya Via pun berada disana,tapi dia harus ikhlaskan semuanya demi membantu orangtua dan ketiga adiknya.
Minggu, 06 September 2015
CERPEN NOVI Y
Minggu, 28 Juni 2015
Puisi Novi Y
KENANGAN RAMADHAN
Beduk sahur membangunkanku
Menuntun mata kantukku untuk bersantap
Dingin air membasuh wajahku
Menghadapi hidangan penguat raga siang nanti
Dalam subuh yang penuh rindu
Usai imsyak penanda puasa dimulai
Kulangkah kaki menuju masjid
Menghadap illahi dalam dua rakaat
Dan ceramah subuh penyejuk iman
Meniti langkah di terik ramadhan
Dalam suasana penuh kehidmatan yang agamis
Di setiap pembelajaran agama bersama para Ustadz dan
Santri
Menuntut ilmu bekal akhirat
Hingga senja tiba
Dan tadarus adalah penunggu waktu buka
Lantunan ayat penyejuk hati hingga magrib berkumandang
Dalam syahdu kesejukan kampung yang asri
Serta keluguan usia yang masih kanak
Tanpa beban dan hanya riang yang ada
Illahi,,betapa indah ramadhan masa kecilku
Rinduku akan semua itu
Dalam setiap ramadhanku kini
Ku kenang kembali masa itu meski tak kujumpai kembali yang
seprti itu.
Sabtu, 30 Mei 2015
Puisi
Pelangi Harapan
Dalam hamparan terik siang ini
Kulangkah kaki ku menelusuri Setiap jejak yang ada menuju
sinar terang
Yang kan berjumpa dengan sosokku.
Aku rindu pada hari yang indah
Dimana luka dan nelangsa dilewati dengan senyum
Dimana bahagia tercurah dengan syukur
Bersamanya yang menuntun ke jalan Illahi
Saat itu yang aku lukis dalam harap yang ada
Dalam kesederhanaan sebuah cita
Tanpa ada saling paksa untuk sempurna
Bersama banyak warna dan indahnya pelangi
Saat-saat dimana perbedaan Adalah warna indah untuk
lengkapnya hidup
Hingga tak ada diskriminasi yang tercipta
Tak ada takut kehilangan
Hanya bersama yang selalu bermanja dalam angan
Fb : Noviyanti
Twitter : @vie_yhanti
Path : Novi Y
Line : vieyanti56
Instagram : Novi_y77
myblognoviy.blogspot.com.
Puisi
Lelah Demi sebuah Cita
Hari ini kaki letihku ingin mengeluh
Mungkin ia lelah berdiri 8 jam menjemput rizki
Menahan pegal dan kesal
Bertahan dalam terik mentari siang
Kupandangi awan disebelah mentari
Sejuk,hangat dan cerah
Tak boleh mendung mengganggunya
Aku tersenyum menatapnya
Sering aku ingin menangis
Bahkan kadang marah
Atas lelah yang kuhadapi setiap hari
Atas letih yang sering mendera
Tapi aku pun ingat
Lelahku tak seberapa
Citaku telah terpatri dalam hati
Tak pernah goyah walau sering direndahkan
Ya Tuhan
Maafkan aku yang sering mengeluh
Padahal lelahku diatas jalan halal
Untuk meraih cita dan harap yang ada.
Fb : Noviyanti
Twitter : @vie_yhanti
Line : vieyanti56
Instagram : Novi_y77
http://myblognoviy.blogspot.com
Sabtu, 25 April 2015
Puisi
Kisah ini Enggan Ku Ungkap
Dalam setiap lelap tidurku
Sepertinya tak ada nyenyak
Hati ini bergulat dengan kenyataan
Yang kadang enggan ku terima
Aku berdiri antara nyata dan tidak
Sementara sekelilingku hanya memandang sebelah mata
Enggan aku ungkap pada orang-orang
Tentang kisah panjang yang pernah kualami
Mereka hanya akan berkata
Tapi kata mereka tak akan sama dengan hatiku
Biarlah kusimpan sendiri kisah ini
Dalam lembar kenangan yang hanya ku baca seorang diri
Entah aku butuh waktu berapa ribu jam
Untuk meredam kisah ini
Hanya pada Illahi di sepertiga malam ku ungkap semua jerit hati
Yang tak dimengerti manusia
Kadang ingin ku berbagi
Kisah panjang yang hanya bisa kulupa dalam pacuan kuda besiku di jalanan
Yang kadang membuatku lupa tentang celaka
Asal hati tentram dengan sendirinya
Kisah ini ,,hanya aku yang tahu
Enggan aku mengungkapkan pada yang lain
Mungkin tak kan ada dari mereka yang mengerti
Biarlah ku simpan sendiri kisah ini yang enggan ku ungkap.
Senin, 13 April 2015
Puisi
DAMAI ALUNAN NADA
Ku lirik awan di depan jendelaku
Tak ku tatap damai di sana
Sedangkan di sekelilingku tak ada yang mau mengerti hatiku
Ah,kurasa dunia sedang tak ingin berdamai denganku
Ku duduk di sudut kamarku
Tak satupun ku temui apa itu damai
Dalam gelap alam malam
Ku teriakan suara serakku memecah malam
Diantara kemilau padi yang tertimpa sinar rembulan
Ibu....Bapak...
Maafkan anakmu pergi tanpa pamit
Bukan aku kurang bakti
Tapi tetesan bening ini saksi sedihku meninggalkan kalian
Dalam pikuk hati yang tak tentram
Syahdu alunan nada yang tak ku mengerti maknanya
Alunan nada sunda yang tak pernah ku pelajari
Anganku menerawang akan damainya hati
Bersama laju roda kehidupan yang membawa ke tempat lain
Tuhan,Bantu aku tetap di jalan-Mu
Senin, 30 Maret 2015
Puisi
KETIKA MALAM TERSAMBUT FAJAR
Malam kian beranjak menanti fajar
Derai angin semilir menyanyikan lagu sejuk
Sedang diluar sana awan berarak mengiring mega pagi
Bersama kedua mataku yang tak jua terpejam
Kutelusur setiap senti langkah yang telah ku tempuh
Langkah demi sebuah cita yang tak pernah padam
Meski sorak hina mereka amat lucu ditelingaku
Hanya sayang,kerasnya tekadku tak pernah menggubrisnya
Aku ini tahu arti kerasnya hidup
Bersama caci hina dan tegarnya cita
Aku ini mengerti arti berjuang
Bersama langkah makian dan degupan yang menyakitkan
Malam semakin membuka tirai fajar
Dan hatiku terus mengumbar
Setiap bait hidup yang telah kulewati
Akh,langkahku masih tertinggal jauh
Malam
Malam,malam dan malam
Ku renung semuanya
Hingga kemudian aku tahu bahwa
Hanya satu tekadku
Aku
Tak pernah mau menyerah
Demi cita dan harap yang lebih baik
Kamis, 26 Maret 2015
Puisi
TEGARNYA PENGHINAAN
Aku bermanja pada setiap lelahku
Aku merajuk pada setiap keringatku
Dalam senja yang tak ku saksikan
Aku bersyukur atas rizkiku
Dalam gelap yang samar
Dan malam yang merona gulita
Aku duduk dalam sandaran letihku
Bersama beberapa degupan yang menyakitkan
Aku yang terlahir bukan dalam kemewahan
Tapi aku lahir bersama kehangatan kasih sayang
Dan aku tumbuh dalam suburnya penghinaan dan cacian
Mungkin bagi mereka aku tak berarti apa-apa
Kini aku kuat dalam kelemahanku
Bersama tempaan caci maki yang semakin menegarkanku
Tak pernah kakiku mengaduh untuk menyerah
Karena tanganku tak pernah mau menulisnya dan menjadikannya daftar pencapaianku
Aku akan terus melangkah
Meski hina dan caci mereka begitu merdu
Tapi ketegaranku tak 'kan layu
Minggu, 22 Maret 2015
Puisi
KEHENINGAN MALAM
Malam ini aku terbangun dari lelapku
Kupandangi dinding kamarku yang hening
Kurasakan sesaknya hidup dalam degupan yang menyakitkan
Aku tadi terlelap dalam sakitnya
Butir bening menetes dipipiku
Khayalku menerawang jauh
Tentang cita dan mimpi yang belum tergapai
Dimana aku tak ingin berucap menyerah
Sekali-kali kurasakan degupanku yang sering menyakiti
Namun sekali lagi tak pernah terlintas untukku menyerah
Meskipun banyak orang memintaku menyerah
Akh,menyerah bagiku bukan penyelesaian
Illahi,hanya kuasa-Mu yang selalu menguatkanku
Dalam malam yang hening ini
Aku mohon ridho-Mu untukku
Agar ku capai semua mimpiku
Kamis, 05 Maret 2015
Puisi Novi Y
Bersama Beningnya Cahaya Lilin
Keheningan membuaiku dalam angan
Sebuah pesona indah dalam temaram megapolitan
Aku bersandar pada ungkapan
Sebuah mimpi yang pasti terduga
Berjalan di atas samudera biru membahana
Dalam lingkaran ombak yang tergulung keangkuhan maya
Diantara keinsyafan yang harus dituju
Aku terdiam memandangi dilema yang terjebak dalam nyata
Kemana harus ku putar arah angin?
Agar tak tergerus asa dalam diri
Yang selalu dikoyak sebuah cacian
Tapi ketegaran membinasakan angkuhnya hinaan
Aku tatap cahaya lilin dihadapan mataku
Bening tanpa beban dalam kilau emasnya
Aku tergerak dalam nyata yang menggertak
Bahwa hari esok harus seperti itu
Bersama beningnya cahaya lilin
Kurangkai sajak ini
Dalam salah satu alur pencapaian mimpiku
Senin, 02 Maret 2015
Puisi Novi Y
Langkah Yang Tak Boleh Surut
Langkah yang tak boleh surut
Hanya karena sebuah cacian
Tak perlu kugubris ocehan sampah itu
Biarkan mereka membusuk dalam lara yang terpendam
Langkah yang tak boleh surut
Hanya karena tawa para pecundang
Tak perlu ku tanggapi hinaan mereka yang tak bernilai
Biarkan semua tenggelam dalam kebanggaan yang rendah
Langkah yang tak boleh surut
Hanya karena degupan yang menyakitkan
Tak perlu ku turuti saran mereka untuk menyerah
Biarkan aku terus berdiri tegar dalam hantaman
Kadang aku benci diperolok
Kadang aku benci ditertawakan
Kadang aku benci dikasihani
Hingga semua kalah dengan ketegaranku
Langkah yang tak boleh surut
Karena aku tak'kan menghentikannya
Meski tawa olokan mereka begitu merendahkanku
Aku tak ingin dikasihani hanya untuk dihina
Ku lawan mentari yang terik
Ku lawan angin yang menderu
Ku lawan penghinaan yang merendahkanku
Karena langkahku yang tak akan ku hentikan
Langkah yang tak boleh surut
Hanya karena muslihat mereka untuk menyingkirkanku
Tak perlu ku ikuti tawa busuk mereka yang merendahkanku
Biarkan ku kejar apapun yang ku mau
Minggu, 08 Februari 2015
PUISI
SADIS
Aku dan kamu
Memang hanya sekejap
Indah semua hari bersamamu
Meski dalam keegoisanmu
Yang tak terkalahkan
Seribu sumpah
Kau ucap tuk yakinkan aku
Manis terdengar
Dalam bahagia saat itu
Ternyata semua tak seperti janjimu
Tak segagah sumpahmu
Kau pecundang
Kau pergi saat aku terpuruk kesakitan
Kau kembali padanya,pada cinta lamamu sebelum
Kau berlalu dengan seenak hatimu
Tanpa kau ingat sumpahmu bahwa kau takkan kembali padanya
Kau memang pecundang yang tak berhati
PUISI
IBU,KASIHMU TAK BERUJUNG
Hangat semuanya
Masih terasa hangat
Pelukmu mendekap tubuhku
Kau elus rambutku dengan lembut
Berharap kelak aku jadi anak berguna
Kini dalam renungku
Terbayang wajahmu
Rindu hatiku
Akan semua itu
Kini dua belas tahun berlalu tanpamu
Sesalku ada
Dulu tak sempat ku bahagiakan dirimu
Aku tahu meski kini dirimu tak ada
Hangat kasihmu masih terasa
Saat aku mencoba sesat
Seraya di benakku terbayang wajahmu
Melarangku menyesatkan diriHingga ku urung berbuat ingkar
Ibu,
Malam tadi kurasakan gigil tubuhku
Sesak dan sakit dada ini
Ketika penyakit ini kembali menyerang tubuhku
Akupun terlelap merasakan sakit
Kurasakan hangat ditubuhku
Dekapanmu membuatku nyaman
Kau elus rambutku yang menipis dengan lirih kau berkata
"Tabahkan hatimu sayang,kamu pasti sembub. Banyak orang
menyayangimu"
Seketika kulihat bayanganmu pergi
Ku buka mataku
Dan kusadari aku sendiri dalam kamarku
Sedang tadi hanya mimpi
Ibu,meski hanya seperti itu
Aku cukup bahagia
Ibu ,kasihmu tulus tak berujung
Ibu,aku berdoa untuk bahagiamu di alam sana
PUISI
Ku tatap indah rembulan yang tergores hujan
Dalam diam ku telisik angan perenungan
Aku sendiri dalam gulita cahaya
Membisu dalam kebisingan
Terasing dalam cahaya fajar
Yang melekat erat dengan rindu
Aku terdiam
Terdiam dalam semu bayang yang pudar
Menelan duka kelam kenangan pilu
Yang menoreh lara dalam bahasa
Kini semua t'lah terlalui
Bersama derasnya angin keacuhan
Tak ingin ku tengok lagi
Engkau yang kulupa dan bahagia
Perpisahan kita t'lah lama
Dalam naskah duka ku coret namamu
Pengkhianat yang tak pantas terkenang
Hanya bahagia ku kini
Yang 'kan ku rancang bersama alur penghapusan namamu